“KEGOBLOKAN” BOB SADINO, AWAL DARI “KEMALASAN”

Bob Sadino, dialah salah satu pemegang sabuk hitam seni kemalasan. Bagi saya, beliau pantas disebut pula sebagai Begawan enterpreunership. Kelakar yang asing di mata orang, cukup mengindikasikan bahwa beliau ini memang di luar pakem. Maka jika Om Bob mempopulerkan dan mencoba merombak kata “goblok”, di sini saya akan mencoba merombak kata “malas”. Goblok dan malas adalah resep cespleng untuk menjadi pembelajar sejati.

Sebelum Anda mencerna kata malas, maka Anda harus menggoblokkan diri Anda terlebih dahulu. Jangan bawa gelas berisi air penuh karena rahasia Sang Rosul Agung ini tak bakal bisa Anda tampung kesegarannya. Kesegaran yang tak hanya akan membuat kantong Anda tebal, namun jiwa Anda juga akan dipenuhi oleh mahligai cinta dan kasih sayang.

Prinsip seni malas adalah masuk ke hati terdalam

Prinsip utama dalam seni kemalasan adalah menyelam ke dalam diri. Prinsip ini saya contek dari para suci yang sudah terbukti. Di sana Anda akan mengenal yang namanya suara hati. Dalam konteks tasawuf, itulah pendaran getaran yang menyeruak dari ruh Anda. Anda dapat mencapainya jika Anda benar-benar memahami seni kemalasan. Total rileks, tidak melakukan apa-apa. Delta….

semakin dalam semakin kuat frekuensinya. Semakin kasat semakin dahsyat energinya. Apakah Anda mengerti maksud saya? Delta adalah frekuensi yang akan Anda masuki saat Anda total “malas”. Kaum spiritual memanfaatkan kondisi ini untuk memperoleh intuisi. Dalam pandangan awam, kita akan memasuki kondisi delta ketika kita tidur pulas tanpa mimpi. Namun seni kemalasan adalah sebuah upaya tetap sadar dalam kondisi delta, itulah perbedaannya. 

Mari kita tinjau dari sisi saintifik. Kita coba bandingkan bomnya Mas Syarif dengan bom atomnya Amerika. Lebih dahsyat mana? Tentu lebih dahsyat bom atomnya Amerika bukan? Bomnya Mas Syarif levelnya baru sampai molekul sedangkan bom atom levelnya sudah sampai atom. Kecil-kecil cabe rawit. Apa mau yang lebih dahsyat lagi? Oke, cermatilah bom hydrogen. Atom hydrogen lebih sederhana dibanding uranium, bahan baku bom atom. Prinsipnya adalah penyatuan dimana dua atom hydrogen disatukan menjadi atom helium. Super dahsyat, super malas, mantabs….

Mungkin di sinilah titik temu antara agama dan sains. Perhatikan sekali lagi, penyatuan. Saya ulangi penyatuan. Penyatuan akan mengijinkan Anda bergerak dalam level kehendak bukan keinginan atau pun kemauan. Ia akan mengantarkan Anda dalam orbit gerak minimal. Anda akan mengetahui desain agung nan cantik jelita. Seberapa dalam kita menyelam, sebesar itulah energy yang akan terpancar.

Mau lebih jelas?

lihatlah dunia material yang Anda lihat sehari-hari, tubuh Anda, laptop atau computer Anda, dan segala hal yang bersifat material selalu tersusun dari hal-hal yang lebih mikroskopis, lebih kecil, dan sederhana. Bahkan malah kasat mata, seperti reaksi elektromagnetik dan bio elektrik tubuh. Tulisan yang Anda baca ini melibatkan proses elektromagnetik yang tersambung dan menjalar ke otak Anda hanya melalui getaran. Ia menjalar dengan gelombang tertentu yang ditangkap oleh mata Anda, disalurkan lewat saraf dan ditangkap oleh fakultas otak Anda.

Cara kerja yang sama juga berlaku pada gelombang otak dan hati yang Anda pancarkan. Jadi jangan heran, jika pada tradisi reiki selalu saja ada promosi yang mengatakan: energy reiki dapat digunakan untuk mematerialisasi. Dalam kerangka psikologi metafisik dapat diterangkan bahwa materialisasi (mewujudkan cita-cita menjadi nyata) adalah timbul karena tanggapan kehendak yang kemudian menuju kemauan dan menjadi keinginan nyata dengan tertib melalui mekanisme tertentu. Lihat lagi, keinginan yang benar adalah derivate dari kehendak. Jika keinginan tak berasal dari kehendak, maka dapat dipastikan bahwa keinginan itu adalah derivate dari nafsu belaka.  

0 Response to "“KEGOBLOKAN” BOB SADINO, AWAL DARI “KEMALASAN”"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2