PADI GENJAH TRISAKTI VS PADI SABO BATU (LIPUTAN KHUSUS)
Musim tanam kedua di tahun 2017 saya mencoba menanam dua jenis padi yang memiliki keistimewaan masing-masing. Di sawah sewaan tadah hujan, kedua jenis padi ini akan ditanam berdampingan untuk menguji karakternya di daerah kami. Sebagai gambaran awal, padi trisakti konon merupakan padi genjah yang ditemukan dengan tidak sengaja oleh formulator mikroba google Dr Ali, sedangkan sabo batu merupakan padi hasil pemuliaan Pak Joharipin dari daerah Jawa Barat. Berbeda dengan trisakti yang genjah, padi sabo batu memiliki umur yang dalam, konon hingga 110-120 hari.
Lahan uji coba
Lahan ujicoba yang digunakan merupakan sawah sewaan
dengan luasan masing-masing 800m2 dan 1000m2. Sawah
dengan luasan 800m2 digunakan untuk menguji padi trisakti sedangkan
lahan 1000m2 digunakan untuk menanam sabo batu. Tak ada perlakuan
khusus untuk lahan. Pengolahan tanah dilakukan seperti pada umumnya petani di
daerah kami. Lahan yang disewa ini merupakan sawah tadah hujan yang pada musim
tanam pertama pertanaman padi di sini diserbu hama wereng.
Di
pawinihan
Sebelum disebar di pawinihan, benih padi trisakti dan
sabo batu direndam dalam air selama 24 jam. Setelah 24 jam benih tersebut
ditiriskan dan diperam di dalam karung. Setelah muncul bakal akar maka benih
segera disebar di pawinihan yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Perendaman
benih tidak menggunakan garam, hormon, ataupun anti fungi. Pada tahap ini
persiapan dilakukan mengikuti kebiasaan petani di sini.
Pada umur 20hss, benih padi sudah terlihat tumbuh menjadi
bibit siap tanam. Oleh karena itu bibit segera dipindahtanamkan pada umur
20hss. Hal tersebut juga didasarkan atas pertimbangan bahwa padi trisakti
memiliki umur genjah, oleh karena itu untuk menghindari berkurangnya umur
vegetatif yang terlalu banyak maka pada umur 20hss segera dilakukan pindah
tanam.
Pawinihan 7hss |
Pola
tanam dan pemupukan
Pola tanam atau sistem tanam dilakukan dengan metode
jajar legowo 5:1 tanpa sisipan dengan jarak 20cm dan legowo 50cm. Sistem tanam
ini sengaja dicoba karena sebagian besar masyarakat di daerah ini belum
familiar dengan pola tanam jajar legowo. Setiap lubang tanam diberi bibit 2
batang dan dipupuk setelah 7hst tanpa pupuk dasar.
Dosis pupuk yang saya gunakan mengikuti anjuran
pemerintah dengan sedikit modifikasi. Berikut ini adalah tabel pemupukan yang
saya berikan (klik gambar utk lebih besar):
Pupuk yang digunakan |
Tabel di atas adalah kebutuhan untuk 1ha lahan. Untuk
kebutuhan lahan 1000m dan 800m tinggal dikonversi saja dengan rumus
perbandingan. Pemupukan pertama 7hst diberikan jatah 30% dari total pupuk,
sedangkan pada saat 21hst sisa jatah pupuk diberikan total ke sawah.
Perkembangan
padi dan hama yang teramati
Pengamatan perkembangan padi trisakti dan sabo batu dilakukan
beberapa hari sekali. Hal tersebut dilakukan selain untuk memantau perkembangan
juga dimaksudkan untuk melihat dan mengamati ada tidaknya serangan hama di
pertanaman. Di awal-awal pertanaman hama yang terlihat cukup mengganggu yaitu
keong mas. Pengendalian dengan obat tidak dilakukan, melainkan hanya dengan
cara manual.
Selain hama keong mas, terdapat juga hama ulat penggulung
daun atau yang lebih ngetrend dengan sebutan hama putih palsu. Hama ini
menyerang baik padi trisakti ataupun padi sabo batu. Hama yang masih tergolong
mudah penanganannya ini tergolong cepat sekali menyebar. Pada saat pengamatan
terlihat banyak daun yang mulai memutih sebagai ciri adanya aktifitas ulat.
Penanggulangan hama ini segera dilakukan dengan menggunakan insektisida sistemik.
Penyemprotan dilakukan di sore hari, dan selang beberapa hari sudah terlihat
efeknya.
Berikut ini adalah gambaran perbandingan pertumbuhan padi
trisakti dan sabo batu putih di sawah tadah hujan:
Trisakti 25hst |
Pada saat padi berumur 25hst (4 hari setelah pemupukan kedua) tampak pertumbuhan sabo batu terlihat lebih cepat dibandingkan dengan padi trisakti. Melihat kondisi yang demikian, antisipasi dilakukan dengan pemberian hormon untuk padi trisakti.
Trisakti 30hst |
Sabo batu 30hst |
Setelah aplikasi hormon (zpt) diberikan, pertumbuhan padi trisakti terlihat membaik dan mulai aktif membentuk anakan. Pemberian zpt terus dilakukan selang 10 hari dari awal perlakuan.
Trisakti 45hst |
Sabo batu 45hst |
Pertumbuhan vegetatif padi trisakti mulai membaik dan terlihat menyusul pertumbuhan sabo batu. Sampai pada umur ini pemberian zpt dihentikan sementara.
Trisakti 59hst |
Sabo batu 50hst |
Pada umur 59hst malai padi trisakti sudah mulai muncul sedangkan padi sabo batu belum tampak sama sekali, bahkan bunting pun belum.
wereng 65Hst |
Di umur 65 Hst rombongan wereng mulai menyantroni
hamparan padi trisakti dan sabo batu tak terkecuali. Beruntung pengamatan
sering dilakukan sehingga penangganan dapat segera diaplikasikan. Penanganan wereng
dilakukan dengan menggunakan obat kimia dan organik. Untuk padi trisakti
menggunakan bahan aktif Pymetrozine sedangkan untuk sabo batu menggunakan obat
kimia dengan bahan aktif abamectin mix imidaklropid. Alhamdulillah wereng dapat
tertanggani dengan tuntas. Berikut ini adalah gambar wereng yang mati setelah
aplikasi.
wereng mati |
trisakti 80 Hst |
Sabo batu 80 Hst |
Pada umur 81 Hst padi Trisakti sudah siap dipanen
sedangkan padi sabo batu baru tahap pengisian bulir. Padi Sabo batu baru
menyusul panen pada 95 Hst (lebih cepat dari prediksi yang konon tembus 110
Hst). Celakanya pada saat itu, banyak padi tetangga yang panen sehingga padi sabo batu kembali dihajar wereng untuk keduakalinya. Beruntung musuh alami wereng datang membantu.
mumi wereng |
Hasil
Berikut ini adalah hasil panen padi Trisakti dan Sabo
batu yang ditanam di sawah tadah hujan MT2. Penghitungan luas lahan menggunakan
aplikasi Fields Area Measure dengan bantuan GPS.
Padi
|
Luas lahan
|
Umur panen
|
Hasil
|
Konversi GKG ke beras
|
Trisakti
|
800 m2
|
81 Hst
|
14,5 karung
|
68%
|
Sabo batu
|
1200 m2
|
95 Hst
|
21,5 karung
|
67%
|
Keterangan: 1 karung GKP kisaran 40-45kg
Catatan khusus:
Padi Trisakti
- diperlukan roughing untuk mendapatkan pertanaman yang rampak
- kurang toleran serangan emprit
- batang kecil, jerami disukai ternak
- gabah bentuk lonjong
Padi Sabobatu
- pertanaman sudah tampak rampak namun masih ada slamburan
- toleran serangan emprit, daun bendera tegak menjulang
- batang besar dan kokoh, kurang disukai ternak
- gabah bentuk oval
0 Response to "PADI GENJAH TRISAKTI VS PADI SABO BATU (LIPUTAN KHUSUS)"
Post a Comment