SERTANI 14 VS PADI HIBRID SEMBADA 168
SERTANI 14 VS PADI HIBRID SEMBADA 168
Musim tanam pertama menjelang
2017 kami mencoba menanam kembali padi sertani 14 di dua lokasi dan padi hybrid
sembada 168 di satu lokasi bersebelahan dengan sertani 14. Kedua lokasi
merupakan sawah tadah hujan dengan karakteristik kering. Sebagai gambaran untuk
lahan pertama jika selama 3-5 hari tidak hujan maka tanah akan kering total. Tidak
terdapat lumpur alias telapak kaki tak terbenam sama sekali jika diinjakkan ke
sawah. Sedangkan untuk lahan kedua masih cukup lumayan karena telapak kaki akan
terbenam sampai kisaran mata kaki jika diinjakkan ke sawah.
S14 Keluar malai |
Berikut ini adalah data luas
sawah yang digunakan menurut aplikasi fields area measure
Luas
|
Padi
|
Kondisi
lahan
|
Hasil
GKP
|
|
Sawah
1
|
1000
|
Sertani
14
|
kering
pada tahap vegetative, kering-basah (macak-macak) saat pengisisan
|
18
karung pupuk
|
Sawah
2.1
|
1200
|
Sertani
14
|
tergenang
sebatas mata kaki sampai macak-macak dari vegetative hingga pengisian
|
29,5
karung pupuk
|
Sawah
2.2
|
800
|
Hybrid
sembada 168
|
tergenang
sebatas mata kaki sampai macak-macak dari vegetative hingga pengisian
|
13,5
karung pupuk
|
Hama dan penyakit yang dominan
menyerang saat mt1 di lokasi yaitu penggerek batang, blast, hawar daun, dan
walang sangit, sedangkan kecamatan sebelah banyak pertanaman padi dikeroyok
wereng batang coklat. Serangan begitu menghebat hingga para penyuluh dan dinas
pertanian beserta babinsa pun petugas POPT bersama-sama melakukan penyemprotan
secara serentak. Akan tetapi, hama wereng tidak sampai merembet ke desa kami.
Hanya sedikit penggerek batang, hawar, blast, dan walang sangit yang sempat
teramati. Bisa dikatakan untuk musim tanam kali ini padi yang kami tanam
selamat dari hama dan penyakit.
baca juga : PADI SERTANI 7 KANDIDAT IDOLA BARU DI LAHAN TADAH HUJAN
Untuk hasil gabah kering pungut,
terdapat peningkatan yang signifikan dibandingkan yang pernah saya posting di sini, yang terimbas el nino
hingga sawah kering total bahkan sampai retak tanah. Dari hasil yang didapat
terlihat karakter padi sertani 14 di sawah tadah hujan dengan kondisi lahan
yang berbeda. Semua padi ini ditanam menggunakan system konvensional, pemupukan
standar petani desa tanpa hitung-hitungan kebutuhan NPK yang njelimet.
Di lahan sawah satu, kondisi kering
pada masa vegetative menyebabkan anakan padi sertani 14 tidak maksimal. Hasil
pengamatan di lapangan, jumlah anakan berada pada kisaran 15-25 anakan. Berbeda
halnya dengan sawah kedua, anakan padi sertani 14 di lahan ini berada pada
kisaran 20-25 anakan. Sampai pada saat padi memasuki tahap generative, hujan
masih enggan turun. Kondisi yang demikian ini menyebabkan lahan di sawah satu
kering total, tanah hanya sedikit lembab, dan rumput merajalela. Hal ini tentu
saja mempengaruhi pertumbuhan padi. Terbukti jika dilihat dari hasilnya,
terdapat perbedaan yang signifikan antara sawah satu dan sawah 2. Pada saat
pengamatan di lapangan, panjang malai pun terlihat sangat berbeda.
pawinihan |
Jika diperbandingkan antara sertani 14 dan hybrid sembada 168, maka dapat dikatakan bahwa padi galur lokal sertani 14 ini tidak kalah dengan hybrid sembada 168. Sepertinya padi hybrid sembada 168 ini lebih cocok ditanam oleh petani-petani yang paham pemupukan dan mengerti karakteristik padi dan lahan sendiri sehingga karakter hybrid benar benar muncul. Untuk petani desa yang seringkali pupuknya asal sebar tanpa tau dosis dan hanya berdasarkan kebiasaan, sertani 14 cukup oke untuk dicoba. Untuk usia padi, galur sertani 14 dipanen setelah 88 hari tanam sedangkan padi hybrid sembada 168 dipanen 108 hari setelah tanam. Terdapat perbedaan usia 20 hari antara galur sertani 14 dan padi hybrid sembada 168.
Berdasarkan hasil kali ini, terbukti
rumus baku:
Fenotip = genotip + lingkungan
+ genotip-lingkungan.
Penampakan luar merupakan hasil
perpaduan dari genotip, lingkungan tempat tumbuh, dan interaksi antara genotip+lingkungan.
Padi galur sertani 14 dengan genotip yang sama dan lingkungan yang berbeda
menghasilkan fenotip dan hasil yang jauh berbeda.
Salam gila…..
Dodi
Ahmad,
mantan
tukang lauk
085693301146
0 Response to "SERTANI 14 VS PADI HIBRID SEMBADA 168"
Post a Comment