Iman dan islam


Dalam sebuah bab di buku PKBM tertulis: orang yang berislam belum tentu beriman. Berikut ini alasannya:
Berkata seorang arab, kami telah beriman.‘ Katakanlah, kamu belum beriman, tapi katakanlah kami telah berislam/berserah diri (aslamna), karena iman itu belum masuk ke dalam qalb-mu.(QS Al-Hujurat [49] : 14).
Jadi bukan tanpa alasan karena di dalam Al Quran sendiri dikatakan demikian. Maka dari itu jangan terlalu berbangga diri jika di KTP sudah bertuliskan Islam. Peristiwa bom bunuh diri yang belakangan melanda negeri ini adalah akibat dari pemahaman yang sempit. Harusnya tiap-tiap manusia itu mau instrokpeksi diri. Sudah benarkah dalam beragama?

Ciri orang yang benar-benar beragama itu akan tampak di kehidupan nyata dimana ia selalu menebar kasih saying pada semua makhluk seperti Sang Rasul Agung. Jika saja aku temui orang yang menggunakan pakaian yang agamis namun perkataannya kasar, lehernya suka berotot, dan gampang tersulut emosi maka mohon maaf. Aku sanksi dengan yang demikian. Bagiku casing tak mencerminkan kelembutan hati sang pemiliknya.

Coba jika kita mau jujur terhadap diri sendiri. Sudahkah sholat kita itu mencegah terhadap perbuatan keji dan munkar? Kita sholat untuk apa? Apa tujuan sholat? Kita sering mendengar dalam khotbah-khotbah diiming-imingi sorga dan ditakut-takuti neraka dan oleh karena itu disuruh sholat. Bukankah ini sangat kontras dengan kalimat: inna sholati wanusuki wamayaya…dst.

Jadi sholat itu untuk siapa? Padahal amal itu dinilai dari niatnya. Maka pantas saja jika seorang Habib dari wilayah Solo bilang: mas, orang Islam itu banyak, saking banyaknya kayak manuk emprit. Namun yang bener-bener islam itu Cuma sedikit. Bukankah sang Rosul sendiri juga bersabda: nanti umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Yang selamat hanya satu golongan. Kira-kira kita masuk yang mana? Mari instropeksi diri…

0 Response to "Iman dan islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2